Semut ireng anak anak sapi adalah lelagon yang sering dinyanyikan oleh kakekku waktu waktu aku masih kecil dulu. Masih teringat benar begitu merdunya kakek melantunkan sair tersebut untuk mengiringi tidur malamku. Terinspirasi dari kenangan masa kecil dulu, aku pernah mencoba meninabobokan keponakanku dengan tembang tersebut. Bukanya tertidur lelap, dia malal merengek ingin ikut ibunya yang sedang sibuk masak di dapur.
Walau tembang tersebut penuh dengan makna yang dalam ( kata orang tua dahulu ), sepertinya nada nada seperti itu sudah tidak cocok dengan telinga anak jaman sekarang. Mungkin lebih cocok kalau aku meninabobokan dia dengan lagu Semut Hitamnya God Bless .... hehehe.
Walau begitu, di postingan ini aku ingin berbagi syair tembang tersebut untuk mengenang dan tidak melupakan syair yang penuh makna tersebut. Seingatku nyairnya begini :
Semut ireng anak anak sapi
Kebo bongkang nyabrang kali bengawan
Kol keong jalak sungute
Timun wuku godong wolu
Suroboyo geger kepati
Gegere wong ngoyak macan
Den wadahi bumbung
Alun alun Kartosuro
Gajah meto tinencang wit widoduri
Patino cineker ayam
Entah siapa gerangan dahulu yang mengarang syair tersebut, dan apa makna yang terkandung di dalam syair tersebut. Mungkin hanya sang pengarang dan Allah yang tahu.
Aku hanya bisa mengingat syair tembangnya ( tepapnya aku juga gak tahu ). Kalau maknanya biarlah orang orang winasis yang mengartikannya.
Semut ireng anak anak sapi
BalasHapusKebo bongkang nyabrang kali bengawan
Keong kondang cerak sungute
Timun wuku ron wolu
Suroboyo geger kepati
Gegere wong ngoyak macan
Den wadahi bumbung
Alun alun Kartosuro
Gajah metu cancang wit sido gori
Patine cineker ayam